Sabtu, 21 Desember 2013

PENANGGULANGAN BENCANA TSUNAMI

 PENANGGULANGAN BENCANA TSUNAMI


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas makalah ini. Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu Mega Arianti Putri S.,Kep.Ns
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan Dosen dan Orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Kritik dan saran yang membangun kami terima demi kesempurnan makalah ini.Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.



Madiun, 17 Desember 2013
                                                                                                                          


                                                                                                Penyusun





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
1.4 Manfaat............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi.............................................................................................................. 3
2.2 Penyebab Bencana Tsunami............................................................................... 3
2.3Tanda-tanda bencana Tsunami............................................................................ 4
2.4 Dampak bencana Tsunami................................................................................. 5
2.5 Mengahadapi bencana tsunami.......................................................................... 5
2.6 Cara Penanggulangan Bencana Tsunami............................................................. 6
2.7 Upaya Penyelamatan Diri Saat Terjadi Tsunami.................................................. 7
2.8 Tahap Pencegahan,Rehabilitasi dan Rekontruksi................................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 11



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami. Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah lain. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami. Teks-teks geologi, geografi, dan oseanografi di masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".





1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari bencana tsunami ?
2.      Apa penyebab dari bencana tsunami !
3.      Apa tanda-tanda dari bencana tsunami !
4.      Apa dampak yang diakibatkan dari bencana tsunami !
5.      Bagaimana cara mengahapi bencana tsunami ?
6.      Bagaimana cara penanggulangan bencana tsunami ?
7.      Bagaimana upaya cara penyelamatan diri saat terjadi tsunami ?
8.      Bagaimana tahap pencegahan,rehabilitasi dan rekontruksi !
1.3 Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan definisi dari bencana tsunami
2.      Mengetahui penyebab dari bencana tsunami
3.      Mengetahui tanda-tanda dari bencana tsunami
4.      Mengetahui dampak dari bencana tsunami
5.      Menjelaskan cara mengahadapi bencana tsunami
6.      Menjelaskan cara menanggulangan bencana tsunami
7.      Mengetahui upaya penyelamatan diri saat terjadi bencana tsunami
8.      Mengetahui tahap pencegahan,rehabilitasi dan rekontruksi
1.4 Manfaat
1.      Sebagai bahan pembelajaran dalam diskusi kelompok,sehingga mahasiswa mampu menguasai bahan pembelajaran.
2.      Mahasiswa memiliki pengetahuan di dalam menangani bencana tsunami.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
            Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga lebih 900 km per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Kecepatan gelombang tsunami bergantung pada kedalaman laut. Di laut dengan kedalaman7000 m misalnya, kecepatannya bisa mencapai 942,9 km/jam. Kecepatan ini hampir sama dengan kecepatan pesawat jet. Namun demikian tinggi gelombangnya di tengah laut tidak lebihdari 60 cm. Akibatnya kapal-kapal yang sedang berlayar diatasnya jarang merasakan adanya tsunami. Berbeda dengan gelombang laut biasa, tsunami memiliki panjang gelombang antara dua puncaknya lebih dari 100 km di laut lepas dan selisih waktu antara puncak-puncak gelombangnya berkisar antara 10 menit hingga 1 jam. Saat mencapai pantai yang dangkal, teluk,atau muara sungai gelombang ini menurun kecepatannya, namun tinggi gelombangnya meningkat puluhan meter dan bersifat merusak.

2.2 PENYEBAB TSUNAMI
            Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya. Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.
            Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut ini umumnya disebabkan karena adanya gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.
            Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal, tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit) di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah :
1. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
2. Kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km.
3. Magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 Skala Richter.
4. Jenis pensesaran gempa tergolong sesar naik atau sesar turun. Gaya-gaya semacam ini biasanya terjadi pada zona bukaan dan zona sesar.
2.3 TANDA-TANDA BENCANA TSUNAMI
1. Diawali adanya gempa bumi. Bila Anda tinggal di dekat pantai, sebaiknya berhati-hati bila terjadi gempa bumi. Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut. Tidak hanya gempa yang terjadi di daerah Anda, tetapi juga di seluruh dunia. Gempa ribuan kilometer jauhnya dapat menyebabkan potensi tsunami yang mematikan.
2. Dengarkan suara-suara gemuruh. Banyak korban tsunami telah mengatakan bahwa datangnya gelombang tsunami diawali dengan suara gemuruh yang keras mirip dengan kereta barang.
3. Perhatikan penurunan air laut. Jika ada penurunan air laut yang cepat dan bukan merupakan waktu air laut surut, maka segeralah mencari tempat perlindungan yang tinggi. Sebelum terjadi gelombang tsunami, air laut akan terlebih dahulu surut dengan cepat dan kemudian kembali dengan kekuatan yang sangat besar.
4. Selalu waspada pada gelombang pertama. Gelombang tsunami pertama tidak selalu yang paling berbahaya, sehingga tetap mendekatkan diri dari garis pantai sampai keadaaan benar-benar aman. Jangan berasumsi bahwa karena tsunami kecil di satu tempat maka akan kecil juga pada daerah yang lain. Ukuran gelombang tsunami bervariasi dan tidak sama di semua lokasi. Gelombang tsunami juga bisa melakukan perjalanan melalui sungai-sungai yang terhubung ke laut. 
Selain tanda-tanda tersebut, alam juga bisa memberi tanda sebelum terjadinya bencana, seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara atau cuaca yang ekstrem dan perilaku hewan yang berubah. Sebagai contoh prilaku hewan yang berubah yaitu: beberapa kelelawar, yang aktif di malam hari dan biasanya tidur di siang hari, menjadi sangat aktif setengah jam sebelum gelombang tsunami datang.

2.4 DAMPAK BENCANA TSUNAMI
1. Banjir dan gelombang pasang.
2. Kerusakan pada berbagai bentuk infrastruktur
3. Pencemaran air besih.
4. Korban jiwa dan ancaman kemanusiaan. 
5. Mewabahnya virus dan bakteri penyakit.
2.5 MENGHADAPI TSUNAMI
1.      Persiapan Menghadapi Tsunami
1.Mengetahui pusat informasi bencana, seperti Posko Bencana, Palang Merah Indonesia, Tim SAR. Kenali areal rumah, sekolah, tempat kerja, atau tempat lain yang beresiko. Mengetahui wilayah dataran tinggi dan dataran rendah yang beresiko terkena Tsunami.
2. Jika melakukan perjalanan ke wilayah rawan Tsunami, kenali hotel, motel, dan carilah pusat pengungsian. Adalah penting mengetahui rute jalan keluar yang ditunjuk setelah peringatan dikeluarkan.
3.Siapkan kotak Persediaan Pengungsian dalam suatu tempat yang mudah dibawa (ransel punggung), di dekat pintu.
4.Siapkan peersediaan makanan dan air minum untuk pengungsian.
5.Siapkan selalu peralatan P3K lengkap.
6.Membawa barang secukupnya saja untuk keperluan pengungsian.
7.Segera mengungsi setelah ada pemberitahuan dari pihak yang berwenang atas penyebaran informasi tentang tsunami.
8.Jika hanya ada sedikit waktu sebelum dating tsunami,segera mencari pintu dan mencari jalan keluar dari rumah atau gedung dengan segera.
9.Carilah tempat yang tinggi dan aman dari gelombang tsunami,atau mengikuti rute dan tempat yang suah ditetapkan oleh pihak yang berwenang.
10.  Utamakan keselamatan terlebih dahulu, jika terjadi kerusakan pada tempat Anda berada,bila ingin menyelamatkan harta benda carilah yang mudah dan ringan dibawa.
11.  Pastikan tidak ada anggota keluarga yang tertinggal pada saat pergi ke tempat evakuasi. Jika bisa ajaklah tetangga dekat Anda untuk pergi bersama-sama.
12.  Jika tsunami terjadi pada saat Anda sedang menyetir kendaraan, cepat keluar dan cari tempat yang tinggi dan aman.
2.                  Setelah Terjadi Tsunami
  1. Periksa kesediaan makanan. Makanan apapun yang terkena air mungkin sudah tercemar dan harus dibuang.
  2. Memberikan bantuan kepada korban luka-luka. Berikan bantuan P3K dan panggil bantuan. Jangan pindahkan orang yang terluka, kecuali yang luka serius.
  3. Segera membangun tenda pengungsian apabila keadaan untuk kembali ke rumah tidak memungkinkan.
  4. Pastikan keadaan sudah aman dan tidak terjadi tsunami susulan sebelum kembali ke rumah.Bila keadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati carilah tempat tinggal yang bisa ditempati atau kembali ke tempat pengungsian.
 2.6     CARA PENANGGULANGAN TSUNAMI
Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
  1. Melaksanakan evakuasi secara intensif.
  2. Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
  3. Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
  4. Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian
    logistik yang diperlukan.
  5. Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
  6. Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
  7. Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan
    tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
  8. Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.
 2.7 UPAYA PENYELAMATAN DIRI SAAT TERJADI TSUNAMI
Sebesar apapun bahaya tsunami, gelombang ini tidak datang setiap saat. Janganlah ancaman bencana alam ini mengurangi kenyamanan menikmati pantai dan lautan.
  1. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
  2. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
  3. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
  4. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban. Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempabumi, air laut dekat pantaisurut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yangtinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
  5. Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita daripantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut.
  6. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerahyang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang.
  7. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.

2.8 TAHAP PENCEGAHAN,REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
Tahap pencegahan
     Tsunami merupakan fenomena alam yang biasa terjadi namun hampir sedikit sekali dapat diprediksi terjadinya tsunami. Oleh karena itu ketika tsunami terjadi akan banyak menimbulkan kerusakan dan korban jiwa. Namun demikian untuk menghindari bahaya tsunami dapat dilakukan dengan memberikan peringatan sedini mungkin pada orang-orang yang tinggal dan berada di sekitar pantai. Di beberapa pantai yang kerap terjadinya tsunami seperti di pantai-pantai Jepang dan Amerika telah dipasangi papan peringatan tentang terjadinya potensi tsunami. Awas Tsunami!. Di beberapa tempat malah dipasang system alarm yang menghubungkan peralatan deteksi tsunami dari instansi berwenang memberikan peringatan. Di beberapa pantai di Jepang malah telah dibuat dinding beton penghalau agar dapat mengurangi laju tsunami, juga dibangun tempat tempat pengungsian . Dengan cara-cara ini potensi kerusakan yang akan ditimbulkan oleh tsunami dapat dikurangi.
     Cara lain adalah dengan menjaga kelestarian dan keutuhan pepohonan yang ada sekitar pantai. Bila lahan sekitar pantai sudah gundul atau berkurangnya pepohonan maka perlu adanya upaya reboisasi. Reboisasi dilakukan sepanjang garis pantai. Makin banyak pohon yang ada dan ditanam di sekitar pantai membuat laju tsunami makin berkurang dan terhambat sehingga mengurangi kerusakan yang ditimbulkan tsunami
Tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi disusun untuk memulihkan dan membangun kembali kehidupan masyarakat pasca bencana menjadi lebih baik. Untuk itu, pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana dilakukan dengan menggunakan Kombinasi Penilaian Perkiraan Kerusakan dan Kerugian (Damage and Loss Assesment-DALA) dan Pengkajian Kebutuhan Pemulihan Pembangunan Manusia / Human Development Needs Assessment (HRNA).
Strategi pemulihan pasca bencana Provinsi DIY meliputi dua tahapan, yaitu tahap rehabilitasi dan tahap rekonstruksi. Tahap Rehabilitasi bersifat jangka pendek, sebagai respon atas berbagai isu yang bersifat mendesak dan membutuhkan penanganan yang segera dan bertujuan untuk memulihkan standar pelayanan minimum pada sektor perumahan, sektor prasarana, sektor sosial, sektor ekonomi produksi, serta sektor lainnya (lintas sektor) yang mengalami kerusakan dan kerugian akibat dampak bencana. Tahap Rekonstruksi lebih bersifat jangka panjang untuk memulihkan sistem secara keseluruhan serta mengintegrasikan berbagai program pembangunan ke dalam pendekatan pembangunan daerah. Selain itu, MDMC(Muhammadiyah Disaster Management Centre) membangun program rehabilitasi pasca bencana untuk mengkoordinasikan dan melembagakan inisiatif berbagai elemen Muhammadiyah yang telah memiliki program tersebut sebelumnya. Untuk skala nasional, Muhammadiyah telah menyelesaikan program rehabilitasi pasca Tsunami, pasca Gempa Bumi,Secara keseluruhan kebijakan yang diambil BPBD dalam membangun sistem penanggulangan bencana adalah sebagai berikut:
  1. Penguatan peraturan perundangan dan kapasitas kelembagaan
  2. Perencanaan penanggulangan bencana yang terpadu
  3. Penelitian, pendidikan dan pelatihan
  4. Peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat dan para pemangku kepentingan lainnya dalam PRB
  5. Pencegahan dan mitigasi bencana
  6. Peringatan dini
  7. Kesiapsiagaan
  8. Tanggap darurat
  9. Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Bidang garap rehabilitasi yang dikerjakan :
  • Rehabilitasi Ekonomi Keluarga
  • Rehabilitasi Instalasi Air Bersih
  • Rehabilitasi Hunian Sementara - Permanen untuk kelompok rentan
  • Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan
  • Rehabilitasi Fasilitas Kesehatan
  • Rehabilitasi Lingkungan dan Pertanian

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tsunami adalah salah satu bencana alam yang memang menakutkan. Dampak yang ditimbulkan dari tsunami juga sangat bersifat merusak dan menghancurkan. Maka dari itu, kita patut lebih mempelajari tentang bencana alam disekitar kita. Dengan mempelajari, kita bisa mengetahui bagaimana tanda-tanda bencana seperti tsunami itu akan terjadi dan akan lebih siap saat menghadapi terjadinya hal yang tidak di inginkan. Namun kami lebih menghimbau, agar kita semua lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Karena Dia-lah penguasa seluruh jagat raya ini. Atas kehendak-Nya juga seluruh bencana di alam semesta ini dapat terjadi, termasuk bencana tsunami.









DAFTAR PUSTAKA
       . 2011.(online),(http://maranugraha.wordpress.com/2011/01/01/penanggulangan-bencana-tsunami,diakses pada 17 desember 2013).
       . 2009. (online),(http://harytami3.wordpress.com/2009/03/05/tsunami-penyebab-dan-akibatnya,diakses pada 17 desember 2013)
       . 2013. (online),(http://rosmell63.blogspot.com/2013/09/makalah-bencana-tsunami.html,diakses pada 17 desember 2013)
       . 2012. (online), (http://www.mdmc.or.id/index.php/rehabilitasi#sthash.Ij5GRkcl.dpuf,diakses pada 16 desember 2013)
       .2013. (online),(http://www.merdeka.com/politik-nasional/rekomondasi-blue-print-untuk-rekontruksi-pasca-tsunami-kae3bmb.html, diakses pada 16 desember 2013)