DIAGNOSA
KEPERAWATAN
ANGGOTA
:
v EVI S
v DWI CRISTIN
v HARIYANTO
v RISKE DWI H
v RATIN RIDHO
v AULIA
v MAKSIMILIANUS
v PRADIKA
v FERI PITA
v MEGA O P S
v SITI HALIMATUS Z
v LINDA MARIANI
v ANDRIANI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “DIAGNOSA KEPERAWATAN’’
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian DIAGNOSA KEPERAWATAN atau yang lebih khususnya membahas cara mendiagnosa keperawatan, karakteristik sertas perspektif diagnosa keperawatan. Dalam islam diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang diagnosa keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Makalah ini berisikan tentang informasi pengertian DIAGNOSA KEPERAWATAN atau yang lebih khususnya membahas cara mendiagnosa keperawatan, karakteristik sertas perspektif diagnosa keperawatan. Dalam islam diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang diagnosa keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Madiun,15
maret 2013
Penyusun
i
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar………………………………………………..i
Daftar
Isi……………………………………………………..ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ………………………………………..………1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Definisi diagnosa keperawatan…………………………….…...2
B. Tujuan Diagnosa Keperawatan……………………….……..….3
C. Kategori diagnosa keperawatan …………………….…….……4
D. Berpikir kritis dan diagnostic keperawatan ………………..…..7
E. Pernyataan Diagnosa Keperawatan …………………………..10
F.Data
Pengkajian dan Pernyataan Diagnostik ………………….15
G. Diagnosa Keperawatan dan Diagnosa Medis ……...…………15
H. Sumber Kesalahan Diagnostik …………………..……………16
I. Keuntungan dari Diagnosa Kepewatan ………………………18
J. Keterbatasan Diagnosa Keperawatan …………………………19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………….……..20
B. Saran …………………………………………………….…....20
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………21
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Diagnosa
keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual atau potensial (NANDA, 1990). Diagnosa keperawatan memberikan dasar
pemilihan intervensi yang menjadi
tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa keperawatan adalah bagaimana
diagnosa keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah. Melalui
identifikasi, dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan
asuhan keperawatan. Di samping itu, dengan menentukan atau menyelidiki etiologi
masalah, akan dapat dijumpai faktor yang menjadi kendala dan penyebabnya.
Dengan menggambarkan tanda dan gejala, akan memperkuat masalah yang ada.
1.2
Rumusan
Masalah
·
Apa pengertian dari diagnosa keperawatan
?
·
Tujuan diagnosa keperawatan ?
·
Proses diagnosa keperawatan ?
·
Kesalahan dalam mendiagnosa
keperawatan ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respons aktual atau potensial
klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kompeten
untuk mengatasinya.
Alasan untuk merumuskan diagnosa keperawatan setelah
menganalisis data pengkajian adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
yang melibatkan klien dan keluarganya dan untuk memberikan arah asuhan
keperawatan.pernyataan diagnosa keperawatan adalah hasil dari proses diagnostik
selama perawta menggunakan pemikiran kritis. Diagnosa keperawatan dikembangkan
untuk klien,keluarga, atau komunitas,dan yang mencakup data fisik,
perkembangan,intelektual,emosi,sosial,dan spiritual yang didapatkan selama
pengkajian.
Diagnosa keperawatan adalah suatu
pernyataan yang
menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola)
dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan menurunkan, membatasi,
2
mencegah dan merubah (Carpenito,2000).Perumusan diagnosa keperawatan :
1) Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
klinik yang ditemukan.
2) Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika
tidak di lakukan intervensi.
3) Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan
4) Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
5) Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa
keperawatan actual dan resiko tinggi yang diperkirakan
muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
B.
Tujuan Diagnosa Keperawatan
Tahap
diagnosa keperawatan memungkinkan perawat untuk menganalisis dan mensintesis
data yang telah dikelompokkan sesuai pola kesehatan atau divisi diagnosa.
Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan respons pasien terhadap
perubahan-perubahan pasa status kesehatan,masalah-masalah yang
diidentifikasi,dan kemampuan perawat untuk membantu menyelesaikan masalah pasien.
3
C.
Katagori Diagnosa Keperawatan
Untuk
memudahkan dalam mendokumentasikan proses keperawatan, harus diketahui beberapa
tipe diagnosa keperawatan. Tipe diagnosa keperawatan meliputi tipe aktual,
resiko, kemungkinan, sehat dan sejatera, dan sindrom.
a. Diagnosa keperawatan aktual
Diagnosa keperawatan aktual menurut
NANDA adalah menyajikan keadaan klinis yang telah divalidasikan melalui batasan
karakteristik mayor yang diidentifikasi. Diagnosa keperawatan aktual memiliki
empat komponen diantaranya : label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor
yang berhubungan.
Faktor yang berhubunga terdiri dari
empat komponen yaitu:
1.
Patofisiologi (biologis atau psikologis)
2.
Tindakan yang berhubungan
3.
Situasional (lingkungan, personal)
4.
Maturasional
Penulisan rumusan ini adalah PES (problem + etiologi + simtom).
Contoh pernyataan diagnosa
keperawatan : Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan penurunan transport
oksigen sekunder akibat tirah baring lama dan menurun, tekanan diastolik
meningkat >15 mmHg, puccat, sianosis,
lemah.
4
b.
Diagnosa keperawatan risiko atau risiko tinggi
Menurut
NANDA, diagnosa keperawatan risiko adalah keputusan klinis tentang individu,
keluarga, atau komunitas yang sangat rentan
untuk mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain pada
situasi yang sama atau hampir sama.
Diagnosa
keperawatan ini mengganti istilah diagnosa keperawatan potensial dengan
menggunakan “risiko terhadap atau risiko tinggi terhadap”. Validasi untuk menunjang
diagnosa risiko tinggi adalah faktor risiko yang memperlihatkan keadaan dimana
kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan batasan
karakteristik.
Penulisan rumusan diagnosa
keperawatan risiko tinggi adalah PE
(problem + etiologi).
Contoh penulisan diagnosa risiko
tinggi : Risiko terhadap penularan infeksi yang berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang menurunnya risiko penularan virus AIDS.
c. Diagnosa keperawatan kemungkinan
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan
kemungkinan adalah pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data
tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan
gejala utama adanya faktor risiko.
5
Contoh penulisan diagnosa
kemungkinan : Kemungkinan gangguan konsep diri yang berhubungan dengan
kehilangan peran tanggung jawab.
d.
Diagnosa keperawatan sejatera
Menurut
NANDA, diagnosa keperawatan sejatera adalah ketentuan klinis mengenai individu,
kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke
tingkat kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatan diagnosa ini menggabungkan
pernyataan fungsi positif dalam
masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang disahkan.
Dalam menentukan diagnosa keperawatan sejatera menunjukkan terjadi peningkatan
fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.
Sebagai
contoh, pasangan muda yang kemudian menjadi orangtua telah melaporkan fungsi
positif dalam perannya pola hubungan. Perawat dapat memakai informasi dan
lahirlah bayi baru sebagai tambahan dalam unit keluarga, untuk membantu
keluarga mempertahankan pola hubungan yang efektif.
Contoh penulisan diagnosa
keperawatan sejatera : Perilaku mencaari bantuan kesehatan yang berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang peran sebagai orang baru (Linda Jual
Carpenito,1995).
6
e.
Diagnosa keperawatan sindrom
Menurut
NANDA, diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa keperawatan yang terdiri
dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau risiko tinggi yang diduga akan
muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
Contoh penulisan diagnosa
keperawatan sindrom : Sindrom disuse
yang berhubungan dengan tindakan pembedahan (amputasi).
Penulisan dokumentasi diagnosa
keperawatan beertujuan untuk:
Ø Mengomunikasikan
masalah pasien pada tim kesehatan
Ø Mendemonstrasikan
tanggung jawab dalam identifikasi masalah pasien
Ø Mengidentifikasi
masalah utama untuk perkembangan intervensi keperawatan.
D.
Berpikir Kritis Dan Proses Diagnostik Keperawatan
Berpikir
kritis adalah pemeriksaan data,pengumpulan informasi dari
literature,pengorganisan pengamatan,dan penelitian atas pengalaman masa lalu
(Bandman & Bandman,1995).Pada saat asuhan keperawatan meluas ke dalam
berbagai lingkungan perawatan kesehatan,makin banyak aspek berpikir kritis diperlukan
dalam pertimbangan dan penilaian diagnostic (Gordon,1994).
7
Analisis dan Interpretasi Data
Proses Diagnostik ialah kegiatan menganalisis dan mensintesis
data yang dikumpulkan selama pengkajian.proses diagnostic ini memadukan
ketrampilan berpikir kritis dalam langkah pembuatan-keputusan yang digunakan
perawat untuk mengembangkan pernyataan diagnostic.proses ini mencakup analisis
dan interprestasi data pengkajian,identifikasi masalah, dan merumuskan diagnose
keperawatan.
Selama pengkajian, data dikumpulkan dari berbagai
sumber,divalidasi,dan diurut ke dalam kelompok yang membentuk pola. Data dasar
secara kontinu direvisi
Validasi
data
|
Validasi
data
|
Pengelompokan
data
|
Interpretasi Data
|
Identifikasi kebutuhan klien
|
Perumusan diagnosa keperawatan
|
8
Pengelompokan Data
Kelompok data terdiri atas batasan karakteristik. Btasan
karakteristik adalah criteria klinis yang mendukung adanya kategori
diagnostic.Kriteria klinis ialah tanda dan gejala objektik atau sukbjektif atau
factor resiko (carpenito,1995). Tidak adanya batasan karakteristik menunjukkan
diagnosis harus ditolak.kategori diagnostic dan batasan karakteristiknya
memberikan struktur untuk proses kognitf dalam pengidentifikasian kebutuhan
klien dan perumusan actual dari diagnose keperawatan.
Identifikasi Masalah Klien
Sebelum
merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi masalah perawatan
kesehatan umum klien.Sebagai contoh,setelah menerima sekelompok data, seperti dispnea,
peningkatan frekuensi pernapasan,dan batuk,perawat dapat mengenali bahwa klien
mempunyai masalah pernapasan umum. Namun begitu, sebelum perawat dapat
memberikan perawatan secara efektif, masalah harus ditetapkan secara lebih
spesifik. Ketika mengidentifikasi masalah ini,perawat mempertimbangkan semua
data pengkajian dan memfokuskan pada data abnormal dan yang berkaitan (Gordon,
1994).
Untuk mengidentifikasi kebutuhan klien,perawat harus lebih dulu
menentukan apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut actual atau
potensial.
9
Masalah
kesehatan actual adalah masalah yang dirasakan atau dialami oleh klien,sperti
gangguan pola tidur yang berhubungan dengan lingkungan yang bising. Suatu
masalah kesehatan berisiko mewaspadakan perawat pada pentingnya intervensi
pencegahan (Gordon,1994). Faktor risiko untuk diagnose keperawatan atau
berisiko menunjukan situasi yang meningkatkan kerentanan klien atau kelompok
terhadap suatu penyakit atau kecelakaan (Carpenito, 1995). Sebagai contoh,
selama perjalanan pasca operatif, perokok yang kelebihan berat badan berisiko
terhadap bersihan jalan napas tidak efektif yang berhubungan dengan nyeri
insisi.
E.
Pernyataan Diagnosa Keperawatan
Format Diagnosa Keperawatan
Format
diagnosa keperawatan (yaitu,secara actual diagnosa dinyatakan) didapat dari
proses diagnosik. Format ini memungkinkan perawat pemula mempunyai pengenalan
dan pemahaman terhadap struktur dari pernytaan diagnosa keperawatan. Faktor
yang berhubungan adalah kondisi atau etiologi yang mempengaruhi resnpons actual
atau potensial klien, yang dapat diubah oleh intervensi keperawatan.
10
Contoh Analisis Data
Kenali pola ( kelompok batasan
karakteristik )
·
Tidak defekasi selama 4 hari
·
Defekasi nyeri dengan mengejan
·
Feses terakhir kecil dank eras
·
Abdomen keras dan distensi
Bandingkan dengan standart
normal
·
Feses lunak,dan berbentuk
setiap hari
·
Defekasi tidak nyeri
·
Abdomen lunak,tidak distensi
Buat konklusi pertimbangan
·
Masalah eliminasi feses
Format dua bagian ini diterima
oleh sebagian besar tokoh keperawatan ( Soares,O’Hearn, 1990,Carlson et
al,1991;Gordon,1994;Carpenito,1995).Format ini membantu perawat dalam
mengindifidualisasa diagnosa keperawatan klien dan memberikan arahan untuk menyembuhkan
etiologi atau interfensi yang sesuai. Intervensi keperawatan di arahkan kepada mengubah atau menyembuhkan
etiologi atau factor yang berhubungan (McCloskey & Bulechek, 1992). Format
ini mendukung pemberian asuhan keperawatan yang bersifat indifidual untuk
seorang klien atau kelompok klien.
11
Perumusan Diagnosa Keperawatan
Perumusan
diagniosa keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Bila data
pengkajian mulai menun jukan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan diagnose
keperawatan yang sesuai.
Format Diagnosa Keperawatan NANDA
Pernyataan Diagnostik
|
Faktor Yang Berhubungan
|
kontipasi
|
Diet serat yang tidak mencukupi
Efek nedikasi
Masukan cairan yang tidak adekuat
Penurunan aktivitas
|
Keletihan
|
Ketidaknyamanan
Tuntutan peran yang berlebihan
Peningkatan kebutuhan energi
|
Kerusakan intergritas kulit
|
Retensi
Klebihan sekresi
Imobilisasi
Perubahan sirkulasi
|
12
Hubungan antara pernyataan diagnostic dan format
diagnostic :
Etiologi
|
Masalah
|
dengan
Disfungi
pola kesehatan
|
Faktor-faktor yang berkaitan/yang
mempengaruhiu
|
yang
berhubungan
dengan
Masalah
eliminasi usus
|
·
Tidak defekasi selama 4 hari
· Nyeri/mengejan
saat defekasi
· Feses
kecil dan keras
· Distensi
abdomen
·
Riwayat masukan diet serat buruk
|
Perawat
menggunakan
Ketrampilan ber
Pikir
kritis untuk
Identifikasi etio
Logi
yang terbaik
Etilogi
|
Label diagnostik
|
Kontipasi
|
Masukan diet serat sangat kurang
|
dengan
13
Masalah
adalah respons actual atau potensial klien terhadap kesehatan atau penyakit.
Faktor yang berhubungan adalah kondisi etiologis atau penunjang lainnya yang
mempengaruhi respons klien (Carpenito, 1995).
Frase ‘’ yang
berhubungan dengan” mengidentifikasi etiologi atau penyebab dari masalah. Ini
bukan pernyataan penyebab dan efek, tetapi lebih menunjukan bahwa etiologi
dapat menunjang atau berkaitan dengan masalah. Dengan mencakupkan farse
tersebut mengahruskan perawat untuk menggunakan ketrampilan berpikir kritis
untuk mengindualisasi diagnosa keperawatan dan intervensi yang mengikutinya.
Etiologi atau
penyebab diagniosa keperawatan harus terdapat dalam domain praktik keperawatan
dan kondisi yang berespons terhadap intervensi keperawatan. Dalam lingkup yang
sama,diagnose keperawatan. Ini adalah benar. Intervensi keperawatan tidak dapat
mengubah diagnose medis.Namun demikian,intervensi keperawatan dapat diarahkan
pada factor etiologi dan label diagnose.
Sejalan
dengan perubahan status klien,diagnosa keperawatan dimodifikasi. Sebagai
contoh, data pengkajian klien yang berkaitan mencakup hal berikut : penurunan
diet serat dan masukan cairan yang terbatas, tidak defekasi selama 3 hari,
bising usus menurun, abdomen bawah distensi, material feses keras yang
diekstraksi selama pemeriksaan rectal manual, dan specimen feses guaiak
negatif. Diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah,konstipasi yang
berhubungan dengan masukan serat terbatas. Namun demikian, bila diet tinggi
serat telah dilakukan dan konstipasi klien teratasi, risiko terhadap konstipasi
tetap didasarkan pada riwayat masa lalu klien. Modifikasi diagnose keperawatan
terjadi secara terus menerus.
14
Sejalan
dengan perubahan tingkat asuhan keperawatan dan tingkat kesejahteraan, perubahan
ini dicerminkan dalam pernyataan diagnose keperawatan. Diagnosa keperawatan
yang sudah lalu tidak secara akurat mencerminkan kebutuhan terbaru klien.
F.
Data Pengkajian dan Pernyataan Diagnostik
Data pengkajian keperawatan harus mendukung label
diagnostic dan factor yang berhubungan harus mendukung etiologi. Dengan
mengumpulkan data yang tepat, mungkin akan membantu untuk identifikasi
aktifitas pengkajian yang menghasilkan jenis data spesifik. Sebagai
contoh,menanyakan klien tentang kualitas dan persepsi nyeri menghasilkan data
subjektif. Namun demikian, mempalpasi area, yang dapat menimbulkan raut wajah
meringis kesakitan, memberikan informasi objektif. Sama halnya dengan meminta
klien untuk menggambarkan persepsi tentang ketidakteraturan denyut jantung menghasilkan informasi subjektif, dan
menggunakan aukultasi untuk mendapatkan denyut menghasilakan suatu pengukuran
frekuensi dan irama jantung yang objektif.
G. Diagnosa
Keperawatan dan Diagnosa Medis
Diagnosa keperawatan berfokus pada dan mendifinisikan
kebutuhan keperawatan dari klien (Gordon, 1994). Diagnosa keperawatan
mencerminkan tingkat kesehatan atu respons terhadap penyakit atau proses
patologis,status emosional,fenomena sosiokultural, atau tahap perkembangan.
Diagnosa Medis secara menonjol mengidentifikasi status penyakit spesifik. Fokus
medis adalah pada diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit.
Diagnosis medis dan keperawatan dikembangkan
menggunakan dasar data pengkajian. Pada kedua profesi tersebut,label diagnostic
mengarahkan arah keperawatan.
15
Namun demikian, datat dasar keperawatan
adalah global,dan mencakup suatu pengkajian mendalam dari dimensi
fisiologis,psikologis,sosio cultural,perkembangan dan spiritual klien, Data
dasar kedokteran mencakup system fisiologis dan personal serta system social.
Sistem personal dan social mungkin terbatas pada riwayat medis keluarga dan
ekonomi serta riwayat asuransi klien (Gordon, 1994).
H. Sumber Kesalahan Diagnostik
Proses
diagnostic tidak bebas dari kesalahan. Dalam proses diagnostic,perawat
mengandalkan empat bidang.
Pertama,
harus ada data pengkajian dasar. Kedua, perawat menganalisis dan
menginterpretasi data. Ketiga, data dikelompokkan ke dalam kelompok yang
mempunyai makna. Terakhir, perawat mengidentifikasi masalah klien yang
mengahasilkan identifikasi label diagnostic. Masing –masing dari keempat bidang
ini adalah sumber potensial kesalahan diagnostic,yang dapat mengubah hasil
kesehatan klien.
Kesalahan dalam Pengumpulan Data
Tipe kesalahan ini terjadi selama proses
pengkajian. Jika data dikumpulkan secara tidak lengkap, dikurangi,salah
interpretasi, maka diagnosis ini tidak benar. Jika pengumpulan data
terorganisasi,maka proses diagnostic akan jelas.
Praktik berikut penting selama pengkajian
untuk menghindari kesalahan pengumpulan data. Pertama, sebelum pengkajian,perawat secara kritis menelaah tingkat
kenyamanannya dan kompetensinya dengan ketrampilan wawancara dan pengkajian
fisik. Kedua,perawat harus menetukan
keakuratan data yang dikumpulkan. Sebagai contoh, perawat yang mengauskultasi
bunyi paru abnormal untuk pertama kali mungkin merasa tidak yakin tentang apa
yang sudah didengarnya melalui stestoskop.
16
Untuk meminimalkan risiko ketidakakuratan,perawat
harus mempunyai sejawat yang lebih berpengalaman yang memvalidasi temuan atau
menjelaskan mengapa data tidak tepat.
Ketiga, ketika mengmbangkan keterampilan pengkajian, perawat harus
memeriksa kelengkapan data pengkajian.Dengan menelaah pengkajian klien dalam
lingkungan klinis atau kelas, memberikan perawat kesempatan belajar yang
kontruktif untuk menentukan kapan pengkajian adalah lengkap atau kapan
diperlukan revisi lebih lanjut. Yang
terakhir,kesalahan dalam pengumpulan data dikurangi ketika pendekatan
terorganisasi digunakan untuk pengkajian. Sebelum pengkajian perawat harus
mempunyai format yang sesuai dan peralatan pemeriksaan yang tepat. Perawat
dapat mencapai suatu pengkajian yang terorganisasi jika lingkungan
tersendiri,tenang dan Nyaman bagi klien.
Kesalahan dalam interpretasi dan Analisis Data
Setelah pengkajian perawat menelaah data
dasar. Selama penelaahan ini perawat
menentukan apakah data sudah akurat dan lengkap. Perawat menelaah data untuk
memvalidasi bahwa data subjektif telah didukung oleh temuan fisik objektif jika
diperlukan. Perawat mungkin juga menelaah literature yang mendukung untuk
memastikan dasar pengetahuan yang adekuat untuk membentuk diagnose keperawatan
yang tepat. Terakhir, perawat mulai mengidentifikasi dan mengorganisasi pola
pengkajian pola relevan untuk mendukung adanya masalah klien.
Kesalahan dalam Pengelompokan Data
Setelah data diinterpretasikan dan
dianalisis, maka terjadi pengelompokan data. Kesalahan dalam mengelompokan data
jika data dikelompokkan secara premature, tidak tepat, atau tidak sama sekali (
Gordon, 1982, 1994). Penghentian premature pengelompokan data terjadi ketika
perawat membuat diagnose keperawatan sebelum semua data dikelompokan.
17
Pengelompokan tidak tepat terjadi ketika
perawat mencoba untuk membuat diagnose keperawatan sesuai dengan tanda dan
gejala yang didapat. Diagnose keperawatan harus diturunkan dari data,bukan
seblaiknya. Diagnose keperawatan yang tidak tepat mempengaruhi kualitas asuhan.
Kesalahan dalam Pernyataan Diagnostik
Tipe kesalahan terakhir
yang dapat terjadi adalah cara di mana diagnose keperawatan di
nyatakan.terdapat beberapa pedoman umum
untuk mengurangi kesalahan pernyataan diagnostic itu sendiri. Pernyataan
harus dibuat dalam kata-kata yang sesuai,ringkas dan bahasa yang tepat, yang
mencakup penggunaan terminology yang tepat yang mencerminkan respons klien
terhadap penyakit atau kondisi.
Selain itu, terdapat tiga cara yang
tepat untuk menyatakan label diagnostic,
termasuk diagnose keperawatan yang di
nyatakan sebagai diagnosis medis, yang menggunakan t erminologi medis untuk
menggambarkan penyebab, dan pernyataan diagnosa keperawatan sebagai suatu
intervensi. Hal ini salah karena mereka memindahkan fokus pernyataan dari keperawatan kedokteran atau memindahkan fokus dari penyebab ke intervensi.
I. Keuntungan
dari Diagnosa Kepewatan
Diagnosa
keperawatab adalah menguntungkan baik bagi perawat maupun klien. Diagnose
keperawatan memfasilitasi komunikasi diantara perawat tentang tingkah
kesejahteraan klien dan membantu dalam perencanaan pemulangan. Diagnose
keperawatan memfasilitasi komunikasi dalam beberapa cara. Daftar awal keperawatan
adalah suatu rujukan yang mudah didapat untuk kebutuhan perawatan kesehatan
klien saat ini.
18
Diagnosa
keperawtan juga membantu memprioritaskan kebutuhan klien. Diagnose keperawatan
juga digunakan untuk pencatatan dalam catatan perkembangan,menuliskan
rujukan,dan memberikan transisi perawatan yang efektif dari satu unit ke unit
lainnya, dari satu klinik lainnya, atau dari rumah sakit ke komunitas.
Perencanaan pemulangan adalah set keputusan dan aktivitas yang dirancang untuk
memberikan kontinuitas dan koordinasi terhadap asuhan keperawatan.
Diagnosa
keperawatan dapat juga berfungsi sebagai fokus untuk perbaikan kualitas
(Gordon,1994).Perbaikan kualitas adalah proses pemantauan dan evaluasi dan
hasil dalam pelayanan kesehatan dan bisnis lainnya untuk mengidentifikasi
kesempatan untuk perbaikan.Manfaat dari diagnosa keperawatan bagi profesi juga
penting bagi klien dan keluarga. Komunikasi yang lebih baik diantara
profesional perawatan kesehatan membantu menghilangkan masalah potensial dalam
memberikan perawatan dan mempertahankan fokus pada pemenuhan tujuan perawat
kesehatan klien.selanjutnya, klien mendapat manfaat dari asuhan keperawatan
yang bersifat individual yang dihasilakan dari penetapan tujuan yang
sesuai,pemilihan prioritas yang tepat,pemilihan intervensi yang tepat,dan
penetapan criteria hasil.
J.
Keterbatasan Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan mempunyai keterbatasan,dan
praktisi pemula harus menyadari tentang keberadaannya. Karena evolusi kontinub
tentang istialh dan penggunaan diagnosa keperawatan,bahsa yang digunakan kadang
bertele-bertele dan mengandung istilah selingkung(jargon).hal ini mungkin
membatasi penggunaan diagnosa keperawatan hannya pada professional keperawatan
dan mengakibatkan kebingungan diantara anggota tim perawatan kesehatan yang
lain ( seahil; 1991; Carpebito,1995).
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnosa
keperawatan memberikan dasar intervensi yang menjadi tanggung gugat perawat.
Perumusan diagnosa keperawatan atau bagaimana diagnosa keperawatan digunakan
dalam proses pemecahan masalah. Untuk memudahkan dalam membuat diagnosa
keperawatan harus diketahui tipe diagnosa keperawatan yang meliputi, aktual,
resiko tinggi / resiko kemungkinan, sejatera dan sindrom.
B. Saran
Kami
berharap agar mahasiswa dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar (media dan
berita) yang terkait dengan materi ini. Dengan demikian belajar Dokumentasi
menjadi pembelajaran yang menarik, kreatif dan berwibawa.
20
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J (1997) Buku pegangan dosen. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis.
EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J (2001) Buku Saku Diagnosa Keperawatan (Hnadbook of Nursing Diagnosis)
(Alih Bahasa Monica Ester). EGC. Jakarta.
21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar